Peran ayah untuk anak dalam keluarga adalah sebagai penyeimbang hubungan anak dengan orang tua baik ayah ataupun ibu. Mengingat keadaan sosial saat ini yang bisa membuat ayah semakin banyak berpikir dan fokus untuk memenuhi dari sisi keuangan keluarga bisa membuat hubungan tidak seimbang antara anak dengan orang tua.
Peran Ayah untuk anak dalam keluarga hanyalah pada pokok komunikasi selain pada sisi keuangan. Artinya bahwa ayah bisa membangun sebuah hubungan dengan anak dalam berbagai bentuk komunikasi yang terjadi sesuai dengan usia anak.
Ada sisi yang bisa saja tidak dimiliki seorang ibu untuk anaknya ketika berkomunikasi. Karena itu sosok ayah haruslah bisa membangun komunikasi yang baik. Harapannya bahwa sosok ayah bisa mengenali sisi emosi yang besar terhadap anak. Maka dari itu sosok ayah harus juga bisa mengendalikan emosi yang besar dalam dirinya untuk menghadapi anak dengan berbagai macam masalah yang ada. Jangan mudah untuk ringan tangan atau memukul, manfaatkan keadaan emosi yang besar agar bisa mengenali sisi emosi anak. Membantu anak lebih percaya diri, menanamkan nilai-nilai hidup, dan memberikan nilai-nilai sosial.
Dalam membangun kecerdasan emosional anak, peran ayah juga sangat diharapkan. Komunikasi yang terjalin dengan baik bisa memberikan manfaat yang baik terhadap anak.
Mendekatkan diri pada anak bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti:
Ayah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam keluarga. Keluarga bukan hanya urusan para Ibu, sementara urusan Ayah adalah mencari nafkah. Pembagian peran yang kaku antara Ayah dan Ibu tidak memadai dan bukan zamannya lagi. Baik Ayah maupun Ibu, semuanya menjalani peran-multi di dalam keluarga.
Ada 4 peran Ayah di dalam keluarga sebagaimana yang dinyatakan oleh Najeela Shihab. Peran itu adalah:
Sebagai partner, Ayah tidak boleh hanya berharap dan bergantung pada Ibu, tetapi juga terlibat aktif. Ayah juga memiliki hak untuk bermain bersama anak, tak hanya berfungsi sebagai “bad cop” untuk menakut-nakuti anak.
Karena Ayah dan Ibu adalah partner, maka peraturan rumah tangga pun perlu disepakati dan tidak boleh berseberangan. Ayah dan Ibu perlu punya suara sama. Jika Ayah mengatakan tidak, Ibu juga mengatakan yang sama. Demikian sebaliknya.
Kehadiran ayah dalam kehidupan anak, ternyata punya makna yang besar sekali. Hal ini karena ayah mengambil peran yang berbeda dengan ibu dalam kehidupan anak:
Jadi, dari keberbedaan kualitatif antara apa yang dilakukan ibu dan ayah terhadap anaknya tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya kehadiran ayah di tengah-tengah anaknya. Buku “Five Key Habits of Smart Dads” menunjukkan riset yang dilakukan terhadap anak-anak yang dibesarkan tanpa adanya peran ayah di tengah kehidupannya cenderung mempunyai beberapa kekurangan psikologis antara lain berupa: