Haru, Wisuda Angkatan ke-7 SDIT Mutiara Hati Malang
June 7, 2022
E-News Edisi 12
August 11, 2022
Show all

Ketika Anak Mengajukan Pertanyaan “Berbahaya”

 

Ketika Anak Mengajukan Pertanyaan “Berbahaya”

Oleh Tc. Sriati, S.Pd. (Wakil Kepala Bidang Kurikulum SDIT Mutiara Hati)

 

Selepas sholat maghrib, Ameera bersiap murojaah.

“Bunda, Bunda….Bunda tahu nggak, nikah itu apa?” tanya Ameera

Mendengar pertanyaan putrinya yang belum genap berusia enam tahun, dahi Sang Bunda berkerut. Kenapa Ameera sudah bertanya arti nikah? Semakin hari, kosakata yang diucapkan semakin mengejutkan saja. Batin Bunda Ameera.

“Mmmm…kalau menurut Ameera, nikah itu apa? Jawab Sang Bunda dengan memasang wajah penasaran yang dibuat-buat.

“Nikah itu, ada laki-laki sama perempuan. Yang perempuan bawa bunga. Terus foto-foto, Bunda. Fotonya maskernya dilepas” terang Ameera dengan polosnya

“Kok maskernya dilepas?”

“Kayak yang dulu itu lho Bunda. Waktu kakak ikut Bunda, sama Ayah, sama Adek, terus diajak foto. Kan maskernya disuruh lepas”

Hanya beberapa detik, Sang Bunda langsung teringat cerita yang dimaksud. Undangan pernikahan beberapa waktu lalu.

“Oh, maksudnya yang itu? Berarti nikah itu maksudnya manten, gitu ya Kak?”

“iya..masa Bunda nggak tahu sih?” Raut wajah Ameera bangga

Sang Bunda hanya tersenyum menatap putri kecilnya.

***

Sementara itu, di sebuah rumah nan jauh di sana, Dina sedang makan malam bersama Ayah dan Ibunya.

“Mama, Dina itu asalnya dari mana sih?” Tanya Dina tiba-tiba

Ibu Dina kaget. Ia langsung berhenti mengunyah makanan. Berpikir sejenak untuk mencari jawaban yang tepat. Karena merasa mengalami kesulitan dengan pertanyaan tersebut,Ibu Dina mencoba mencari bantuan.

Ibu Dina melirik ke arah suaminya, menyenggol dengan siku sebagai isyarat agar suaminya menjawab pertanyaan Sang Putri. Ayah Dina yang ternyata juga tidak siap memberikan jawaban, membalas dengan menyikut sang istri. Tidak kehabisan ide, Ibu Dina menggerakkan kakinya di bawah meja. Ia menginjak jari kaki sang suami sebagai kode. Dengan sedikit cemas, ia menunggu suaminya memberikan jawaban untuk Dina.

“mmm…jadi begini Dina…” suara Ayah Dina terdengar sedikit gugup

“Dina itu asalnya dari Mama sama Papa. Mama sama Papa berkasih sayang, lalu ada Dina ..”

Dina melongo mendengar jawaban dari ayahnya. Dengan spontan Dina membalas,

“Maksudnya bukan begitu, Papa. Tadi, di sekolah ada teman baru, namanya Sasya. Dia bilang asalnya dari Kebumen. Kalau Dina asalnya darimana?”

Ayah dan Ibu Dina saling berpandangan.

***

Terkadang, sebagai orang dewasa kita berpikir terlalu jauh, sedangkan apa yang dipikirkan anak ternyata adalah hal yang sederhana. Seperti apa pengalaman Ayah dan Bunda ketika Ananda mengajukan pertanyaan yang serupa dengan cerita di atas?