Oleh: Teacher Indah Sayekti, S.Pd.
Nabi Muhammad SAW dalam memberikan pelajaran kepada para sahabat seringkali menggunakan metode cerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dan kejadian-kajadian masa lalu. Penggunaan metode itu dianggap akan lebih membekas dalam jiwa orang-orang yang mendengarkannya serta menarik perhatian mereka. Allah SWT sesungguhnya telah mengenalkan metode pembelajaran seperti ini kepada Rasulullah SAW. Bercerita adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru secara lisan kepada peserta didik dengan alat atau tanpa alat tentang materi Pendidikan.
Metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik. Dalam kegiatan pelaksanaannya metode bercerita dilaksanakan dalam upaya memperkenalkan, memberikan keterangan, atau penjelasan tentang hal-hal baru dalam rangka menyampaikan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai kompetensi dasar. Dari segi istilah, bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masayarakat.
Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang diceritakan akan memberikan suasana yang segar, menarik, dan menjadi pengalaman yang unik bagi anak. Metode bercerita ini mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia di masa lampau yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Allah SWT yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW atau Rasul yang hadir di tengah mereka. Menyebutkan metode bercerita ini dengan metode kisah yang digambarkan sebagai metode dengan menggunakan cerita-cerita yang dapat menghubungkan materi pelajaran dengan kajian masa lampau agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik dalam alam lebih nyata.
Menurut Poerwadarminta, seperti dikutip Samsul Nizar dan Zaenal Efendi Hasibuan (2011: 78), metode bercerita mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode bercerita sangat dianjurkan dalam upaya pembinaan akhlak peserta didik. Melalui cerita-cerita tersebut peserta didik diharapkan memiliki akhlak mulia sesuai dengan akhlak dan sikap teladan.
Apakah manfaat dari metode bercerita atau berkisah ? Manfaatnya adalah ; Mengembangkan kemampuan berbahasa anak, Mengembangkan emosional dan sosial anak, Mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak, Mempererat kelekatan antara anak dan orangtua.
Landasan teoritis
Berkisah sebagai salah satu metode pendidikan Qur’ani
Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui. (Qs. Yusuf :3)
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman. (Qs. Hud : 120)
Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta imbalan kepadamu dalam menyampaikan (Al-Qur’an).” Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk (segala umat) seluruh alam. (Qs.Al An’am :90 )
Berkisah adalah menceritakan suatu kejadian yang nyata atau kejadian yang sebenarnya pada masa lampau dan tidak boleh merubah alur cerita, namun boleh memodifikasi judul yang berkaitan. Sedangkan bercerita adalah cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita kepada para penyimak, baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, maupun suara, cerita tentang kejadian sehari-hari atau penanaman akhlaq. Sedangkan mendongeng adalah cerita yang disampaikan adalah cerita buatan atau fiktif, bukan cerita sebenarnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkisah adalah : Judul, topik, pesan, usia objek (rentang konsentrasi, bahasa, durasi). Dalam berkisah boleh merubah judul namun tidak boleh merubah alur karena cerita ini adalah kisah sebenarnya, contoh dalam pembuatan judul : “Burung Hud-Hud yang yang jujur”, “Ikan Nun yang taat kepada Allah”
Penting bagi setiap orang tua untuk mencari strategi yang tepat dalam menyampaikan nasehat tentang nilai-nilai kebaikan kepada anak-anaknya. Begitu juga para guru kepada murid-muridnya. Strategi yang membuat anak merasa nyaman dan senang mendengarkan nasehat yang disampaikan, sekaligus dapat menerima inti pesan yang ada. Lalu, mau menerapkannya dalam kehidupan.
Menurut sebuah hasil penelitian, salah satu strategi yang tepat dan jitu terkait hal diatas adalah berkisah. Melalui berkisah, seseorang pada umumnya merasa senang dan lebih mudah menerima pesan yang disampaikan. Pada saat yang sama, dia tidak merasa digurui. Dan karena itu pulalah, menurut para ahli tafsir, yang menjadi salah satu alasan, kenapa Al Qur’an banyak berisi kisah-kisah dalam penyampaian pesan-pesannya kepada umat manusia. Metode berkisah seperti yanag diterapkan di dalam Al Qur’an merupakan media yang sangat efektif dan menarik untuk menyampaikan pelajaran dan nasehat kepada anak-anak. Anak-anak yang sering diceritakan kisah pada umumnya tumbuh menjadi anak yang lebih pandai, lebih tenang, lebih terbuka, dan lebih seimbang kepribadiannya.
Di era digital akhir-akhir ini, kegiatan berkisah di mata anak-anak tidak popular lagi. Sejak bangun tidur hingga beranjak menuju tempat tidur lagi, anak-anak lebih banyak disuguhi game yang ada di gadget, atau tayangan-tayangan televisi yang acapkali tidak tepat, bahkan merusak dan meracuni kepribadian anak. Padahal, kegiatan berkisah yang bisa dilakukan oleh orang tua, ayah atau ibu, sebetulnya menjadi pilihan tepat yang memikat hati mereka dan mendatangkan banyak manfaat. Berkisah bisa menjadi momentum terbaik untuk mempererat ikatan batin dan komunikasi antara orang tua dengan anak, atau antara guru dengan peserta didik. Berkisah juga merupakan metode yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai moral (karakter) dan etika kepada anak-anak para peserta didik.
Maka, di saat pandemi seperti sekarang ini, dimana orang tua memiliki banyak waktu di rumah hendaknya memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya, untuk lebih mendekatkan diri dengan anak-anak. Caranya,dengan berkisah dan bercerita kepada mereka tentang kisah-kisah teladan maupun kisah kesuksesan orang-orang hebat dalam berjuang di jalan Allah. Hal itu penting untuk memotivasi anak-anak agar menjadi para pejuang kebaikan.